Powered By Blogger

Selasa, 20 November 2012

SOAL PG MENGENAI ORGANISASI



1.       Berikut adalah difinisi organisasi secara umum,  kecuali !
a.       Adanya dua orang atau lebih
b.      Adanya maksud untuk kerja sama
c.       Adanya pengaturan hubungan
d.      Adanya penalaahan efisiensi dari proses, metode, dan teknik yang dipakai
Jawaban : D
2.       Ditinjau dari segi wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja dalam organisasi yang bersangkutan, dikenal ada beberapa bentuk/tipe organisasi, kecuali !
a.       Organisasi garis
b.      Organisasi fungsional
c.       Organisasi informatif
d.      Organisasi panitia
Jawaban : C
3.       Berikut adalah tiga keburukan organisasi garis, kecuali !
a.       Seluruh organisasi terlalu bergantung pada satu orang
b.      Kecendrungan pemimpin untuk bertindak secara otokratik cukup besar
c.       Proses pengambilan keputusan berjalan cepat
d.      Kesempatan karyawan untuk berkembang sangat terbatas
Jawaban : C


Minggu, 10 Juni 2012

Aplikasi Perkuliahan dengan Cara Soft Skill


Kata Pengantar

Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai soft skill. Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional. Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
1.     Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win solution.
2.    Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah dalam menjalankan tugas.
3.    Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
4.    Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
5.    Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)

            Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.

            Contohnya Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

            Jadi kemampuan kita dalam berfikir logis, mendalami pengetahuan, dan mendapatkan nilai prestasi dilakukan oleh otak kiri yang berupa Hard Skills, sedangkan untuk kemampuan berkreatifitas,berorganisasi,dan melakukan keterampilan lainnya dilakukan oleh otak kanan yang berupa Soft Skills

Cara mengupload tugas dan tulisan

untuk mata kuliah softskill tugas dan tulisan di upload dengan cara yaitu
kita sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma wajib memiliki akun Blog,untuk  mendukung tugas  dan tulisan di upload ke Studentsite,untuk tugas kerjakan tugas sesuai perintah yang diberikan,untuk tulisan juga dikerjakan,yang terpenting  apabila kita mengutip sebuah tulisan diwajibkan untuk menyertakan sumber dan referensi,setelah tulisan atau tugas di publikasikan di blog,buka studentsite masing masing milik mahasiswa Gunadarma,lalu pilih di menu layanan studentsite pada tugas atau tulisan,lalu masukkan tittle ,url ,dan matakuliah pada kolom yang di sediakan dan submit,maka tugas atau tulisan sudah berhasil di upload,dan terlihat pada data tugas yang telah terposting.


2. Jelasakan apa dan bagaimana perkuliahan softskill
    
Dengan adanya mata kuliah softskill menurut merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyalurkan bakat menulis, serta menambah pengetahuan baru mengenai bidang telematika khususnya mengenai latar belakang, perkembangan, dan pemanfaatan telematika itu sendiri dalam perkembangan teknologi sekarang ini. mata kuliah soft skill salah satu tujuannya adalah untuk membuka wawasan mahasiswa dengan membuat tulisan yang terkait dengan topik - topik yang berkaitan dengan mata kuliah yang menunjang mata kuliah soft skill tersebut. Mata kuliah ini perlu dilanjutkan karena membantu mahasiswa dalam melatih maupun mengembangkan bakat menulis, tetapi saya berharap ada perbaikan dalam standar penilaian mata kuliah softskill ini. Dengan membuat blog atau mengirimkan hasil tulisan ke wartawarga saya rasa sudah cukup. Penilaian bisa diambil dari seberapa sering mahasiswa membuat serta mengirimkan tugas dan tulisan mereka, serta seberapa bagus, baik dan menarik tulisan mereka. Itulah pendapat dan saran saya mengenai mata kuliah softskill.

Jumat, 04 Mei 2012

ARTIKEL :PENEGAKAN HUKUM DIINDONESIA BURUK


JAKARTA, (PRLM).- Kondisi penegakan hukum di Indonesia belakangan ini dinilai buruk. Hal itu dipicu oleh lemahnya penegakan hukum seperti pada kasus dana talangan Bank Century, skandal Nazarudin, dan kasus Nunun Nurbaeti.
Menurut Direktur Eksekutif LSI Dodi Ambardi, Ph.D, penilaian buruk itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada pertengahan Desember 2011.
"Hampir sepanjang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (2005-2011), baru kali ini lebih banyak rakyat menilai kondisi penegakan hukum secara umum buru," katanya dalam diskusi bertema "Korupsi dan tata kelola pemerintahan", di Jakarta, Minggu (8/1).
Selain itu, publik juga menilai kinerja pemerintahan dalam pemberantasan korupsi buruk atau sangat buruk, dengan proporsi di bawah 50 persen. Padahal, data longitudinal sejak 2005 sampai 2011 menunjukkan proporsi sikap positif publik senantiasa lebih besar dalam isu penanggulangan korupsi.
Dikatakan, penanggung jawab penurunan kepercayaan ini bukan hanya pemerintah, tetapi semua pihak yang secara langsung berkaitan dengan penegakan hukum, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Karena apa yang dinilai buruk dalam demokrasi Indonesia berkaitan dengan tata kelola pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum (rule of law), dan pengawasan terhadap korupsi," ujar Dodi.
Data Governance Indicator World Bank 2011 menunjukkan, dalam sepuluh tahun demokrasi Indonesia tidak mengalami kemajuan berarti dan masih tetap negatif. "Korupsi tinggi, kepastian hukum rendah, regulasi tidak berkualitas, dan inefisiensi penyelenggaraan negara. Jika ini terus berlanjut, kepercayaan publik terhadap penegakan hukum dan pemberantasan korupsi bisa semakin merosot," katanya.
Survei LSI tersebut mengambil sample sebanyak 1.220 responden dengan margin of error plus-minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancara pada 8-17 Desember 2011.

http://www.pikiran-rakyat.com/node/172284

MANUSIA DAN KEGELISAHAN


Manusia dan Kegelisahan adalah tema yang akan saya muat dalam sebuah Opini kali ini yaitu untuk memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar. Manusia dalam Kegelisahan, kegelisahan merupakan rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini disebabkan karena kurang tentramnya jiwa seseorang tersebut, atau rasa tidak tenang (tidak sabar) yang menyebabkan rasa gelisah ini mincul.
Pada hakekatnya sebab-sebab orang gelisah disebabkan karena rasa takut pada hak-haknya. Namun terlepas dari itu usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah perlu. Yaitu dengan dimulai dari diri kita sendiri, dengan bersikap tenang dan tidak terbawa pengaruh emosi dalam jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang dapat kita kontrol untuk terlepas dari rasa kegelisahan.
Menururt Sigmund Freud (Ahli Psikoanalisa) Kegelisahan atau kecemasan disebabkan oleh tiga macam yaitu :
1. Kecemasan Obyektif
2. Kecemasan Neoritis
3. Kecemasan Moril
Menurut dari sumber Buku Ilmu Budaya Dasar, “Kecemasan Obyektif” adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Dapat Saya simpulkan bahwa maksudnya yaitu apabila seseorang telah mengalami hal terburuk dalam hidupnya yang mengakibatkan seseorang itu mengalami rasa terauma, maka akan muncul rasa gelisah dalam hidupnya akan bahaya dunia luar.
Sigmund Freud juga membagi tiga pengertian “Kecemasan Neoritis” yaitu yang pertama Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Yang kedua Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.yang terakhir yaitu Kecemasan yang menjadikan sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
Kecemasan Moril biasanya disebabkan karena pribadi seseorang itu sendiri. Setiap pribadi seseorang memiliki emosinya masing-masing, diantaranya rasa iri, rasa kebencian, dendam, dengki dan rasa kurang. Sifat inilah yang akan menjadikan pribadi kurang akan moril-nya. Dalam artian rasa kurang inilah yang dapat menyebabkan seseorang kurang dalam pergaulannya, menyebabkan pribadi kurang berprestasi, dan menganggap seseorang itu sebagai lawan.


MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


Pada masa lampau kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari belum dapat dirasakan. Ilmu sama sekali tidak memberikan pengaruhnya terhadap masyarakat. Ungkapan Aristoteles tentang ilmu “umat manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari, barulah ia arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan” (Van Melsen, 1987).
                Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu, misalnya kebutuhan pangan, sandang dan papan, sangat tergantung dengan ilmu, meski yang paling sederhana pun. Maka kegiatan ilmiah dewasa ini berdasarkan pada dua keyakinan berikut.
1. Segala sesuatu dalam realitas dapat diselidiki secara ilmiah, bukan saja untuk mengerti realitas dengan lebih baik, melainkan juga untuk menguasainya lebih mendalam menurut segala aspeknya.
2. Semua aspek realitas membutuhkan  juga penyelidikan primer, seperti air, makanan, udara, cahaya, kehangatan dan tempat tinggal tidak akan cukup tanpa penyelidikan itu (Van Melsen, 1987).
                Dengan demikian, ilmu pada dewasa ini mengalami fungsi yang berubah secara radikal, dari tidak berguna sama sekali dalam kehidupan praktis menjadi “tempat bergantung” kehidupan manusia. Penemuan-penemuan secara empiris memberikan kemungkinan baru, yang ternyata ada gunanya dalam praktis. Ilmu yang semula rasional-empiris menjadi rasional-eksperimental. Dengan demikian, ilmu mempunyai akibat yakni berguna dalam kehidupan masyarakat (Surajiyo, 2007).
               

·         Pengabdian ilmu pada masyarakat
Ilmuwan tidak dibimbing oleh masyarakat ke arah ethos universal ilmu, seperti halnya mereka yang berpegang pada paradigma yang ditentukan. Beberapa bantahan yang muncul, mengetengahkan alasan bahwa para ilmuwan tidak saja gagal dalam mencapai kebenaran yang ditentukan oleh norma-norma ethos ilmiah, namun ethos itu sediri tidak lain hanyalah konsepsi yang abstrak dan sedikit sekali kaitannya dengan kenyataan. Tidak mengherankan, kalau mereka yang berpegang kepada pandangan kritis adanya relevansi dari ethos ilmu yang nyata pada umumnya tidak banyak bicara tentang penggunaan sebagai dasar etika mayarakat (Setjoatmodjo, 1988).
Ilmu tidak berperan sebagai model namun lebih sebagai abdi bagi masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Apa yang baik bagi masyarakat belum tentu baik bagi masalah keilmuan, oleh karena yang dikatakan baik setiap orang tergantung pada pandangan pribadi, politik, dan juga pandangan ekonomi. Hal inilah yang menyebabkan ilmu dikatakan sebagai ambivalen. Permasalahan etika yang ada dalam hidup kita hendaknya berkaitan dengan permasalahan ekonomi sperti apa yang dapat diperbuat oleh suatu masyarakat, maka dari itu kita harus menentukan pilihan baik dan buruk dengan setiap keputusan dan tindakan yang kita lakukan (Setjoatmodjo, 1988).

·         Masyarakat ilmiah
                Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara ilmu dan masyarakat tidaklah semudah yang dibayangkan seperti yang terdapat dalam teori. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bacon, yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus berguna bagi masyarakat atau dengan kata lain, ilmu harus mengikuti manusia dan Descrates yang menyatakan bahwa ilmu berperan sebagai model dalam masyarakat atau dengan kata lain ilmu digunakan sebagai panutan dalam masyarakat. Selama generasi sebelumnya, dunia telah ditransformasikan secara dramatik oleh pengaruh ilmu dan teknologi sekalipun sangat diragukan apakah transformasi itu diinginkan oleh manusia atau tidak ( Setjoatmodjo. 1988). Jadi dapat kita ketahui bahwa dengan perubahan dalam kehidupan kita itu bukan karena adanya teknologi yang memperbudak kita (menjadi model bagi manusia), tapi manusia yang mengikuti teknologi.

 ·         Tanggung jawab ilmu terhadap pengembangan hidup bersama yang humanis
                Perkembangan ilmu yang ada telah memberi dampak yang baik dalam kehidupan manusia. Banyak ilmu yang sudah berkembang dalam masyarakat yang dapat membuat kehidupan manusia menjadi lebih sejahtera dan lebih manusiawi. Perkembangan standar obat-obatan dan kesehatan masyarakat menyebabkan pertumbuhan populasi dunia dengan menurunnya penyakit dan kematian anak-anak. Sementara itu ilmu pertanian telah menaikan produksi pangan untuk mencukup seluruh populasi dunia (Setjoatmodjo, 1988).
                Banyak ilmu modern yang berhubungan dengan industry menimbulkan ancaman baru, yaitu polusi yang membahayakan keseimbngan ekologi alam yang mungkin tidak dapat diubah dan dipindahkan lagi. Misalnya DDT membunuh serangga pembawa penyakit dan perusak tanaman, kemudian karena tidak selektif maka DDT juga mematikan serangga-serangga lain. Hal ini berlanjut dan telah menyebar melalui air dan udara ke seluruh bagian bumi. DDT ini mengumpul pada makanan dan telah diketahui memiliki pengaruh buruk pada kesuburan burung, walau belum tampak pada manusia (Setjoatmodjo, 1988).