Powered By Blogger

Jumat, 04 Mei 2012

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


Pada masa lampau kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari belum dapat dirasakan. Ilmu sama sekali tidak memberikan pengaruhnya terhadap masyarakat. Ungkapan Aristoteles tentang ilmu “umat manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari, barulah ia arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan” (Van Melsen, 1987).
                Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu, misalnya kebutuhan pangan, sandang dan papan, sangat tergantung dengan ilmu, meski yang paling sederhana pun. Maka kegiatan ilmiah dewasa ini berdasarkan pada dua keyakinan berikut.
1. Segala sesuatu dalam realitas dapat diselidiki secara ilmiah, bukan saja untuk mengerti realitas dengan lebih baik, melainkan juga untuk menguasainya lebih mendalam menurut segala aspeknya.
2. Semua aspek realitas membutuhkan  juga penyelidikan primer, seperti air, makanan, udara, cahaya, kehangatan dan tempat tinggal tidak akan cukup tanpa penyelidikan itu (Van Melsen, 1987).
                Dengan demikian, ilmu pada dewasa ini mengalami fungsi yang berubah secara radikal, dari tidak berguna sama sekali dalam kehidupan praktis menjadi “tempat bergantung” kehidupan manusia. Penemuan-penemuan secara empiris memberikan kemungkinan baru, yang ternyata ada gunanya dalam praktis. Ilmu yang semula rasional-empiris menjadi rasional-eksperimental. Dengan demikian, ilmu mempunyai akibat yakni berguna dalam kehidupan masyarakat (Surajiyo, 2007).
               

·         Pengabdian ilmu pada masyarakat
Ilmuwan tidak dibimbing oleh masyarakat ke arah ethos universal ilmu, seperti halnya mereka yang berpegang pada paradigma yang ditentukan. Beberapa bantahan yang muncul, mengetengahkan alasan bahwa para ilmuwan tidak saja gagal dalam mencapai kebenaran yang ditentukan oleh norma-norma ethos ilmiah, namun ethos itu sediri tidak lain hanyalah konsepsi yang abstrak dan sedikit sekali kaitannya dengan kenyataan. Tidak mengherankan, kalau mereka yang berpegang kepada pandangan kritis adanya relevansi dari ethos ilmu yang nyata pada umumnya tidak banyak bicara tentang penggunaan sebagai dasar etika mayarakat (Setjoatmodjo, 1988).
Ilmu tidak berperan sebagai model namun lebih sebagai abdi bagi masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Apa yang baik bagi masyarakat belum tentu baik bagi masalah keilmuan, oleh karena yang dikatakan baik setiap orang tergantung pada pandangan pribadi, politik, dan juga pandangan ekonomi. Hal inilah yang menyebabkan ilmu dikatakan sebagai ambivalen. Permasalahan etika yang ada dalam hidup kita hendaknya berkaitan dengan permasalahan ekonomi sperti apa yang dapat diperbuat oleh suatu masyarakat, maka dari itu kita harus menentukan pilihan baik dan buruk dengan setiap keputusan dan tindakan yang kita lakukan (Setjoatmodjo, 1988).

·         Masyarakat ilmiah
                Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara ilmu dan masyarakat tidaklah semudah yang dibayangkan seperti yang terdapat dalam teori. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bacon, yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus berguna bagi masyarakat atau dengan kata lain, ilmu harus mengikuti manusia dan Descrates yang menyatakan bahwa ilmu berperan sebagai model dalam masyarakat atau dengan kata lain ilmu digunakan sebagai panutan dalam masyarakat. Selama generasi sebelumnya, dunia telah ditransformasikan secara dramatik oleh pengaruh ilmu dan teknologi sekalipun sangat diragukan apakah transformasi itu diinginkan oleh manusia atau tidak ( Setjoatmodjo. 1988). Jadi dapat kita ketahui bahwa dengan perubahan dalam kehidupan kita itu bukan karena adanya teknologi yang memperbudak kita (menjadi model bagi manusia), tapi manusia yang mengikuti teknologi.

 ·         Tanggung jawab ilmu terhadap pengembangan hidup bersama yang humanis
                Perkembangan ilmu yang ada telah memberi dampak yang baik dalam kehidupan manusia. Banyak ilmu yang sudah berkembang dalam masyarakat yang dapat membuat kehidupan manusia menjadi lebih sejahtera dan lebih manusiawi. Perkembangan standar obat-obatan dan kesehatan masyarakat menyebabkan pertumbuhan populasi dunia dengan menurunnya penyakit dan kematian anak-anak. Sementara itu ilmu pertanian telah menaikan produksi pangan untuk mencukup seluruh populasi dunia (Setjoatmodjo, 1988).
                Banyak ilmu modern yang berhubungan dengan industry menimbulkan ancaman baru, yaitu polusi yang membahayakan keseimbngan ekologi alam yang mungkin tidak dapat diubah dan dipindahkan lagi. Misalnya DDT membunuh serangga pembawa penyakit dan perusak tanaman, kemudian karena tidak selektif maka DDT juga mematikan serangga-serangga lain. Hal ini berlanjut dan telah menyebar melalui air dan udara ke seluruh bagian bumi. DDT ini mengumpul pada makanan dan telah diketahui memiliki pengaruh buruk pada kesuburan burung, walau belum tampak pada manusia (Setjoatmodjo, 1988).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar