Powered By Blogger

Jumat, 25 November 2011


PEMUDA DAN SOSIALISASI


PENGERTIAN
Pemuda

Pemuda identik dengan sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mecolok dari seorang pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.

Sosialisasi

Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,sosialisasi berarti suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya. Sosialisi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa jadi bagian dari kelompoknya.
Berdasarkan pengertian sosialisasi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:
1.      Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
2.      Sosialisasi ditempuh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.
3.      Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu proses belajar seorang individu untuk belajar mengenal,menghayati, menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap sistem adaat dan norma, serta semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan.

Internalisasi  belajar dan Sosialisasi

Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Proses Sosialisasi
 Menurut George Herbert Mead sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui  tahap-tahap sebagai berikut.

  • Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
  • Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
  • Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
  • Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Masalah Pemuda

Pemuda adalah manusia yang sudah melewati masa remaja, dan menuju ke masa yang lebih tua atau orang tua. Pemuda merupakan suatu kelompok yang memiliki aspirasi atau pemikiran yang berbeda dengan generasi yang lebih tua, setidaknya itu yang di pikirkan oleh generasi yang lebih tua. Pemuda lebih kreatif dan juga memiliki semangat yang lebih besar, emosional yang di miliki pemuda pada umumnya adalah sudah stabil, tidak lagi seperti para remaja. Namun pemuda adalah sekelompok orang yang memiliki jalan fikir berbeda dan selalu memasukkan kreativitas dalam pemikirannya. karena pemikiran yang seperti itu pemuda selalu masuk dalam suatu masalah karena tidak bisa berfikir jauh saat melakukan suatu pekerjaan.
Pemuda adalah manusia biasa yang juga bisa mendapat masalahnya sendiri, cara mereka  bersosialisasi adalah factor pertama seorang pemuda mendapat masalah, terkadang pemuda bersikap egois terhadap orang lain di lingkungannya, dan mungkin menjadikan orang lain tidak nyaman, dan berujung pada suatu masalah, Kurangnya kemandirian yang di miliki seorang pemuda juga merupakan suatu masalah, karena mereka selalu mengandalkan orang lain dalam melakukan segala hal, dan mereka akan mendapatkan kesulitan dalam mengambil suatu keputusan. Masalah Pemuda yang  terkadang tidak bisa menerima sesuatu yang baru menjadi masalah penting yang harus di selesaikan dengan cepat, begitu juga dengan masalah lainnya, supaya para pemuda mampu menjadi generasi yang di harapkan bangsa.

Potensi Pemuda
            Para pemuda memiliki peran yang sangat berarti di setiap lingkungan, mulai dari lingkungan yang kecil  sampai lingkungan yang besar. Contoh yang dapat kita ambil adalah peran pemuda dalam negri Indonesia, dari mulai sumpah pemuda, proklamasi sampai reformasi, pemuda selalu mengambil peranan di dalamnya. . Tak pelak memamang pemuda selalu menjadi harapan ketika bangsa ini sedang dalam keadaan dilema, pemuda selalu hadir memberikan sebuah opsi, opsi yang tegas lagi lugas. Opsi yang selalu diiringi oleh setiap detak langkah keberanian. Potensi yang di miliki pemuda adalah besar, semangat yang mereka miliki sangat di butuhkan di bebagai kalangan. Berani dalam mengambil resiko, solidaritas yang dimiliki  seorang pemuda pun sangat besar, kita sering melihat aksi demo yang di lakukan ketika bangsa ini merasa di hina, yang mendomisi rakyat demo adalah para pemuda, mereka memiliki semangat juang untuk membela suatu bangsa.

Tujuan Pokok Sosialisasi

Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
b. mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
c. membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.


Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar