Powered By Blogger

Selasa, 23 Juni 2015

PENULISAN : “PROFESI IT Potensi Besar Masa Depan”




JAKARTA - Jadulnya kurikulum pendidikan Ilmu Komputer yang diajarkan kampus membuat Ronald Sinaga putar otak. Pasalnya, perkembangan teknologi yang begitu cepat dirasa Head IT & Business Okezone.com itu tidak akan mampu terkejar jika dia hanya mengandalkan berbagai materi dari diktat dan praktik di laboratorium yang seadanya.

Kreativitas Ronald pun diuji. Akhirnya, dia memutuskan untuk belajar sendiri bahasa pemograman di rumah sambil tetap mengikuti standar kurikulum yang ditetapkan kampus. Sayangnya, keterbatasan biaya membuat Ronald tidak mampu memiliki komputer sendiri untuk mengutak-atik bahasa pemograman yang menjadi spesifikasinya. Tidak habis akal, Ronald pun menuliskan kode-kode program di buku dan kemudian mencobanya di tempat penyewaan komputer.

Tentu saja, cara manual ini terbilang aneh; belajar komputer, kok, tanpa komputer. Tetapi, cara yang dilakukan Ronald sekira satu tahun masa perkuliahan ini terbukti ampuh menempa kemampuannya menganalisis coding program komputer. Semakin lama berlatih, Ronald semakin mengerti apa yang dikerjakannya.

Ketika akhirnya memiliki komputer, bungsu dari empat bersaudara itu makin bersemangat mengulik habis bahasa program di luar pakem yang diajarkan kampus. Dia pun memanfaatkan kesempatan untuk terlibat dalam proyek-proyek IT yang ditawarkan berbagai pihak.

"Latihan-latihan ini penting untuk mengembangkan kemampuan kita dalam spesifikasi IT yang kita geluti. Sebab, ilmu dari kampus saja tidak cukup. Selain itu, kesempatan terlibat dalam suatu proyek memberi kita kesempatan mengenal dunia kerja yang sesungguhnya," ujar Ronald ketika berbincang dengan Okezone, baru-baru ini.

Lulus dari Universitas Sumatera Utara (USU), Ronald pun memanfaatkan keahliannya di berbagai perusahaan. Kesempatan bergabung dengan situs berita online pertama di Indonesia memberikan pria kelahiran Pematang Siantar, 15 Februari 1981 ini pemahaman tentang dunia jurnalistik dan perkembangan internet di Tanah Air. 

Sekira 2008 Ronald ikut membangun portal News and Entertainment Okezone.com. Ronald pun harus mampu menjawab berbagai permasalahan keredaksian dan non-redaksi dalam bahasa sistem IT. Bersama timnya, Ronald menghadirkan beragam inovasi IT agar pembaca Okezone bisa mendapatkan berita secara cepat dan nyaman dilihat.

"Bagi saya, rekan kerja adalah teman diskusi untuk memecahkan suatu masalah bersama-sama," kata penyuka fotografi itu.

Menggeluti dunia IT menciptakan candu tersendiri bagi Ronald. Sering kali dia lupa waktu ketika sedang menguji program baru. Bahkan, tidak jarang Ronald menghabiskan malam di kantor dan langsung bekerja lagi keesokan harinya. Ronald mengaku, konsistensinya dalam bidang IT lebih pada memaksimalkan apa yang sudah menjadi keahliannya.

"Jika suatu saat keahlian saya ini dicabut, saya tidak tahu mau jadi apa?" tuturnya seraya tergelak.
 
Overview
Profesi di Bidang IT

Salah satu dampak globalisasi adalah massifnya perkembangan IT. Tidak heran, jurusan IT kian menjadi favorit di perguruan tinggi meski biaya kuliahnya cenderung lebih mahal dibandingkan jurusan lainnya. Bagaimana profesi di bidang yang akan dijalani para mahasiswa IT ini? 

Plus Minus


Saat ini, profesi di bidang IT lebih dihargai karena sudah terlihat perannya di dunia nyata. Ketika memutuskan mengambil jurusan Ilmu Komputer, Ronald memprediksi bahwa information and communication technology (ICT) akan makin merambah berbagai sendi kehidupan. Dia mengilustrasikan, pada 1998-1999 saja ketika dia mulai menggeluti IT, otomatisasi sudah diterapkan pada banyak sektor. Contoh paling sederhana, warung telekomunikasi (wartel). Operator wartel menggunakan sistem komputasi untuk mengurus tagihan tiap pelanggan. 

 "Sekarang coba lihat, sektor apa yang tidak menggunakan IT?" ujarnya 

Selain itu, dari segi pendapatan, profesi ini cukup menghasilkan. Dibandingkan era 90-an, profesional di bidang IT saat ini mendapat gaji cukup baik.

Sayangnya, masyarakat belum mengenal profesi IT secara spesifik. Kebanyakan orang menggeneralisasikan profesional IT sebagai seseorang yang paham komputer secara keseluruhan. Padahal, layaknya dokter, profesional IT juga memiliki spesialisasi tersendiri. Ada yang ahli di bidang infrastruktur IT, hardware, software, jaringan, atau web development. Ronald sendiri memiliki spesifikasi pada bidang software development.

Ronald mengimbuh, di kantor, para profesional IT pun dianggap seperti dokter umum. Biasanya, teman-teman divisi non-IT sering kali meminta bantuan soal komputer yang sebenarnya di luar divisi mereka. Tidak jarang dia ditanya soal PC yang hang, padahal itu adalah domain hardware.

"Kalau kebetulan saya menghadapi situasi seperti itu, ya biasanya saya coba bantu sebisa saya," imbuhnya.

Prospek Karier

Booming
IT di berbagai sektor kehidupan menggambarkan betapa prospektifnya bidang ini di masa depan. Bahkan, Ronald memprediksi, sektor IT akan berkembang lebih besar dari sektor pertambangan. Terlebih mengingat sumber daya alam (SDA) yang kian menipis.

Pandangan Ronald tidaklah muluk-muluk. Nyatanya, IT kian besar karena makin banyak bidang yang terlibat dan terpaut fungsinya. IT kini semakin banyak merasuk ke berbagai sendi kehidupan masyarakat, pada hal sederhana sekali pun.

Perusahaan sendiri memerlukan profesional IT untuk mendukung operasional mereka, mulai dari instalasi hardware komputer penunjang kerja, jaringan internet, dan berbagai teknis lainnya. Bahkan, perusahaan kecil yang bidang operasionalnya jauh dari bidang IT pun membutuhkan jasa profesional IT. Ronald mencontohkan, butik pasti memerlukan sistem tersendiri untuk mencatat stok barang yang mereka miliki. Dan sistem ini disokong oleh IT.

"Ini menunjukkan masih banyak posisi vacant yang bisa diisi oleh para sarjana IT," kata Ronald.

Persiapan Menjadi Profesional IT

Mereka yang mau menggeluti IT sebagai bidang profesi tentu harus memiliki modal pengetahuan tentang IT yang bisa didapat di bangku kuliah. Meski begitu, ilmu dari kampus sejatinya tidak cukup. Sebab, sering kali kurikulum lambat mengikuti perkembangan teknologi yang trennya sangat cepat berubah.

Ronald menyarankan, selain belajar dengan giat sesuai kurikulum kampus, seorang calon profesional IT juga sebaiknya giat belajar dan berlatih di luar kampus untuk menguasai setidaknya satu spesifikasi tertentu. Misalnya, mereka yang mengambil software development harus punya modal penguasaan satu atau dua bahasa pemograman yang levelnya bukan lagi "kata pengantar".

"Artinya, pelajarilah satu dua bahasa program hingga kita paham betul dan menguasai sepenuhnya bahasa program tersebut. Ini akan jadi modal ketika kita melamar kerja. Karena spesifikasi yang kita  miliki akan menjadi nilai tambah ketimbang mereka yang hanya menguasai permukaan-permukaan dari banyak bahasa program," tutur Ronald.

Penguasaan keterampilan ber-IT ini juga dapat diperoleh dengan rajin mengikuti berbagai proyek IT, baik itu dari kampus maupun non-kampus. Dengan demikian, kata Ronald, kita akan memahami kesesuaian antara teori yang didapat dari kampus dengan kenyataan pada dunia kerja yang sesungguhnya.

Poin lain yang tidak kalah penting adalah, setelah bekerja, sebaiknya kita memaksimalkan potensi dan kemampuan kita. Tidak lupa, kita juga harus mengembangkan diri agar menjadi lebih baik.  Saran Ronald adalah, mengupgrade kemampuan kita hingga pada titik aman, yaitu satu level ketika kita tidak lagi khawatir akan dipecat perusahaan atau ketika kita dengan percaya diri mampu menerima atau menolak pinangan perusahaan lain.

"Periode untuk mencapai titik aman ini kita tentukan sendiri, kira-kira berapa tahun yang kita butuhkan," ujar Ronald.
(rfa)


PRAKTIK-PRAKTIK KODE ETIK DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI



PENGERTIAN KODE ETIK
kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. kode etik juga bertujuan untuk memperlancar buang air besar agar pencernaan kita baik.

1.       Prinsip Integrity, Confidentiality dan Avaliability Dalam TI 
·         Integrity
Integrity merupakan aspek yang menjamin bahwa data tidak boleh berubah tanpaijin pihak yang berwenang (authorized). Bisa juga disebut menjaga keutuhansesuatu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Secara teknis ada beberapa carauntuk menjamin aspek integrity ini, seperi misalnya dengan menggunakanmessage authentication code, hash function, digital signature.

·         Confidentiality
Confidentiality merupakan aspek yang menjamin kerahasiaan data atauinformasi. Kerahasiaan ini dapat diimplementasikan dengan berbagai cara, sepertimisalnya menggunakan teknologi kriptografi dengan melakukan proses enkripsi(penyandian) pada transmisi data, pengolahan data (aplikasi dan database), danpenyimpanan data (storage). Akses terhadap informasi juga harus dilakukandengan melalui mekanisme otorisasi (
authorization) yang ketat. Sebagai contoh dari confidentiality adalah daftar pelanggan dari sebuah Internet Service Provider (ISP). Jadi, data dari daftar pelanggan tersebut seperti nama,alamat, nomor telephone dan data lainnya harus dilindungi agar tidak tersebarpada pihak yang tidak seharusnya mendapatkan informasi tersebut. 

·         Avaliability
Availability merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia ketika dibutuhkan. Jadi, pada prinsipnya ketersediaan data dan informasi yangmenyangkut kebutuhan suatu kegiatan merupakan suatu keharusan untuk menjalankan kegiatan tersebut. Jika avaliabillity data atau informasi yangdibutuhkan untuk menjalankan suatu proses kegiatan tidak dapat dipenuhi, makaproses kegiatan tersebut tidak akan terjadi atau terlaksana.


2.       Privacy, Term & Condition Penggunaan TI

a.       Privacy
Pada dasarnya, privacy ini sama dengan confidentiality. Namun, jika confidentiality biasanya berhubungan dengan data-data perusahaan atau organisasi, sedangkan privacy lebih ke arah data-data yang bersifat pribadi.

Contoh hal yang berhubungan dengan privacy adalah e-mail seorang pemakai tidak boleh dibaca oleh administrator. Hal ini untuk menjamin privacy dariisi e-mail tersebut, sehingga tidak bisa disalah gunakan oleh pihak lain.

b.      Term & condition penggunaan TI
Term & condition penggunaan TI adalah aturan-aturan dan kondisi yang harusditaati pada penggunaan teknologi informasi. Hal tersebut mencakup integrity,privacy dan availability dari informasi yang terdapat dan dibutuhkan didalamnya.

3.       Kode Etik Penggunaan Fasilitas Internet di Kantor
Kode etik penggunaan fasilitas internet di kantor hampir sama dengan kode etik pengguna internet pada umumnya, hanya saja lebih dititik beratkan pada hal-hal atauaktivitas yang berkaitan dengan masalah perkantoran di suatu organisasi atau instansi. Contohnya : 
  • Menghindari penggunaaan fasilitas internet diluar keperluan kantor atau untuk kepentingan sendiri.
  • Tidak menggunakan internet untuk mempublikasi atau bertukar informasi internalkantor kepada pihak luar secara ilegal. 
  • Tidak melakukan kegiatan pirating, hacking atau cracking terhadap fasilitas internet kantor. 
  • Mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh kantor dalam penggunaan fasilitas internet.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_etik_profesi

MODEL PENGEMBANGAN PROFESI IT



Definisi Profesi :
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Beberapa pengertian profesi menurut pendapat :
·         Winsley (1964)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna mengahadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayan.
·         Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu keahlian atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
·         Hughes E. C (1963)
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik dibandingkan orang lain.
Ciri-ciri profesi menurut Winsley (1964) :
              Didukung oleh badan ilmu (body of knowledge) yang sesuai dengan bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya.
              Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terancana, terus menerus dan bertahap.
              Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui peundang-undangan.
              Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.
Secara umum ada 3 ciri sebuah profesi :
              Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sbelum memasuki sebuah profesi. Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang mendapat gelar srjana. Sebagai contoh mereka yang telah lulus sarjana baru.
              Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan. Komponen intelektual merupakan karakteristik professional yang bertugas utama memberikan nasehat dan bantuan menyangkut bidang kehliannya rata-rata tidak diktahui atau dipahami orang awam. Jadi memberikan konsultasi bukan memberikan barang merupakan ciri profesi.
              Tenaga yang terlatih mmpu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi memberikan jasa untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri. Untuk dapat berfungsi maka masyarakat modern secara teknologi kompleks memerlukan aplikasi yang lebih besar akan pengetahuan khusus daripada masyarakat sederhana yang hidup pada zaman dulu. Jadi profesi memberikan jasa penting yang memerlukan pelatihan intelektual yang ekstensif.
STANDAR PROFESI DI INDONESIA dan REGIONAL
 Institusi pemerintah telah mulai melakukan klasifikasi pekerjaan dalam bidang teknologi informasi ini. Klasifikasi pekerjaan ini telah diterapkan sejak 1992. Bagaimanapun juga, klasifikasi pekerjaan ini masih belum dapat mengakomodasi klasifikasi pekerjaan pada teknologi informasi. Terlebih lagi, deskripsi pekerjaan setiap klasifikasi pekerjaan masih tidak jelas dalam membedakan setiap sel pekerjaan.
Beberapa perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah mempunyai klasifikasi pekerjaannya sendiri. Begitu juga dengan beberapa perusahaan swasta yang besar, telah mengembangkan klasifikasi pekerjaan mereka sendiri juga. Belum adanya standardisasi klasifikasi pekerjaan ini terkadang menimbulkan kesulitan bagi para profesional TI.
 Departemen Tenaga Kerja berkeinginan untuk mengeluarkan standard kompetensi untuk teknologi informasi. IPKIN diharapkan memberikan sumbangan untuk formulasi standard kompetensi pada Teknologi Informasi. Dengan mengacu ke model regional (model SRIG-PS), standard kompetensi yang akan diterapkan di Indonesia akan mudah dapat diterima dan disetarakan di negara-negara lain di region ini. Bagaimanapun juga, suatu persetujuan bilateral harus dicapai antara Pemerintah kedua negara.
1.      ACM
ACM(Association for Computing Machinery) atau Asosiasi untuk Permesinan Komputer adalah sebuah serikat ilmiah dan pendidikan computer pertama didunia yang didirikan pada tahun 1947 SIG dan ACM, mensponsori konferensi yang bertujuan untuk memperkenalkan inovasi baru dalam bidang tertentu. Tidak hanya mensponsori konferensi ,ACM juga pernah mensponsori pertandingan catur antara Garry Kasparov dan computer IBM DeepBlue.
ACM telah menciptakan sebuah perpustakaan digital dimana ia telah membuat seluruh publikasi yang tersedia .ACM perpustakaan digital merupakan koleksi terbesar didunia informasi mengenai mesin komputasi dan berisi arsip jurnal ,majalah ,prosiding konferensi online,danisu-isu terkini ACM publikasi. Layanan online termasuk forum yang disebut Ubiquity dan TechNews mencerna,baik yang berisi informasi terbaru tentang dunia IT.
Pesaing utama ACM adalah IEEE Computer Society. Perbedaan antara ACM dan IEEE adalah, ACM berfokus pada ilmu komputer teoritis dan aplikasi pengguna akhir, sementara IEEE lebih memfokuskan pada masalah-masalah hardware dan standardisasi. Cara lain untuk menyatakan perbedaan yaitu ACM adalah ilmuwan komputer dan IEEE adalah untuk insinyur listrik, meskipun subkelompok terbesar adalah IEEE Computer Society.
ACM memiliki empat “Boards” yaitu:
1.            Publikasi
2.            SIG Governing Board,
3.            pendidikan, dan
4.            Badan Layanan Keanggotaan

2.      IEEE
 IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah sebuah organisasi profesi nirlaba yang terdiri dari banyak ahli dibidang teknik yang mempromosikan pengembangan standar-standar dan bertindak sebagai pihak yang mempercepat teknologi- teknologi baru dalam semua aspek dalam industry dan rekayasa (engineering),yang mencakup telekomunikasi,jaringankomputer,kelistrikan, antariksa, danelektronika.
Tujuan inti IEEE adalah mendorong inovasi teknologi dan kesempurnaan untuk kepentingan kemanusiaan.
Visi IEEE adalah akan menjadi penting untuk masyarakat teknis global dan professional teknis dimana-mana dan dikenal secara universal untuk kontribusi teknologi dan teknis yang professional dalam meningkatkan kondisi perkembangan global.
Standar dalam IEEE adalah mengatur fungsi ,kemampuan dan interoperabilitas dari berbagai macam produk dan layanan yang mengubah cara orang hidup, bekerja dan berkomunikasi.
Proses pembangunan IEEE standar dapat dipecah melalui tujuh langkah dasar yaitu:
1.            Mengamankan Sponsor,
2.            Meminta Otorisasi Proyek,
3.            Perakitan Kelompok Kerja,
4.            Penyusunan Standard,
5.            Pemungutan suara,
6.            Review Komite,
7.            Final Vote.
Pada tahun 1980 bulan 2, IEEE membuat sebuah bagian yang mengurus standarisasi LAN(LocalAreaNetwork) danMAN(MetropolitanAreaNetwork). Bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802. Angka 80 menunjukkan tahun dan angka 2 menunjukkan bulan dibentuknya kelompok kerja ini. Ada beberapa unit kerja dengan bidang yang mereka tangani diantaranya:
IEEE Indonesia Section berada pada IEEE Region 10 (Asia-Pasifik). Ketua IEEE Indonesia Section tahun 2009-2010 adalah Arnold Ph Djiwatampu. Saat ini IEEE Indonesia Section memiliki beberapa chapter, yaitu:
1.            Chapter Masyarakat Komunikasi (Communications Society Chapter).
2.            Chapter Masyarakat Sistim dan Sirkuit (Circuits and Systems Society Chapter).
3.            Chapter Teknologi Bidang Kesehatan dan Biologi (Engineering in Medicine and Biology Chapter).
4.            Chapter Gabungan untuk Masyarakat Pendidikan, Masyarakat Peralatan Elektron, Masyarakat Elektronik Listrik, dan Masyarakat Pemroses Sinyal (Join Chapter of Education Society, Electron Devices Society, Power Electronics Society, Signal Processing Society).
5.            Chapter Gabungan MTT/AP-S (Joint chapter MTT/AP-S)
 Perbandingan ACM dan IEEE Computer Society
1. ACM
              berfokus pada ilmu komputer teoritis dan aplikasi pengguna akhir
              ACM adalah ilmuwan computer
2. IEEE
              lebih memfokuskan pada masalah-masalah hardware dan standardisasi
              IEEE adalah untuk insinyur listrik
Meskipun subkelompok terbesar adalah IEEE Computer Society, tentu saja ada tumpang tindih yang signifikan antara kedua organisasi, dan mereka kadang-kadang bekerjasama dalam proyek-proyek seperti pengembangan kurikulumilmu computer.
Berdasarkan perkembangan Teknologi Informasi secara umum, serta kebutuhan di Indonesia serta dalam upaya mempersiapkan diri untuk era perdagangan global. Beberapa usulan dituangkan dalam bab ini. Usulan-usulan tersebut disejajarkan dengan kegiatan SRIG-PS (SEARCC), dan IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan informatika di Indonesia. Juga tak terlepas dari agenda pemerinta melalui Departemen terkait.
 Langkah-langkah yang diusulan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.          Penyusunan kode etik profesional Teknologi Informasi
2.          Penyusunan Klasifikasi Pekerjaan (Job) Teknologi Informasi di Indonesia
3.          Penerapanan mekanisme sertifikasi untuk profesional TI
4.          Penerapan sistem akreditasi untuk Pusat Pelatihan dalam upaya Pengembangan Profesi
5.          Penerapan mekanisme re-sertifikasi
 Promosi Standard Profesi Teknologi Informasi
 Beberapa rencana kegiatan SRIG-PS pada masa mendatang dalam upaya memasyarakatkan model standardisasi profesi dalam dunia TI adalah :
1.          Distribusi dari manual SRIG-PS di SEARCC”96 di Bangkok.pada bulan Juli 1996
2.          Promosi secara ekstensif oleh para anggota dari 1996-1997
3.          Presentasi tiap negara yang telah benar-benar mengimplementasikan standard yang berdasarkan model SRIG-PS, pada SEARCC’97 di New Delhi. Ini merupakan penutupan phase 2 dari SRIG-PS.
Rencana strategis dan operasional untuk mempromosikan implementasi dari rekomendasi SRIG-PS di negara-negara anggota SEARCC.

Promosi ini memiliki berbagai sasaran, pada tiap sasaran tujuan yang ingin dicapai adalah berbeda-beda.
1.            Pemerintah, untuk memberi saran kepada pemerintah, dan pembuat kebijaksanaan dalam bidang TI dalam usaha pengembangan sumber daya manusia khususnya bidang TI.
2.            Pemberi Kerja, untuk membangkitkan kesadaran di antara para pemberi kerja tetang nilai-nilai dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional TI.
3.            Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI, dari negara anggota melihat nilai-nilai snatndar dalam profesi dak karir mereka.
4.            Insitusi dan Penyusun kebijaksanaan Pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional di regional ini dalam Teknologi Informasi.
5.            Masyarakat Umum, untuk menyadarkan umum bahwa Standard Profesional Regional adalah penting dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
 Untuk mempromosikan model standardisasi dalam dunia TI ini, SEARCC memiliki berbagai perencanaan kampanye antara lain :
1.          Publikasi dari Standard Profesional Regional diterbitkan di seluruh negara anggota
2.          Presentasi secara formal di tiap negara anggota
3.          Membantu implementasi standard di negara-negara anggota
4.          Memonitor pelaksanaan standard melalui Himpunan/Ikatan nasional
5.          Melakukan evaluasi dan pengujian
6.          Melakukan perbaikan secara terus menerus
7.          Penggunaan INTERNET untuk menyebarkan informasi mengenai standard ini
Untuk mengimplementasi promosi di Phase 2, SRIG-PS memperoleh dana bantuan yang akan digunakan untuk :
1.          Biaya publikasi : disain, percetakan dan distribusi
2.          Presentasi formal di negara anggota
3.          Membantu implementasi standar di negara anggota
4.          Pertemuan untuk mengkonsolidasi, memonitor, dan bertukar pengalaman
Pembentukan Standar Profesi Teknologi Informasi di Indonesia
 Dalam memformulasikan standard untuk Indonesia, suatu workshop sebaiknya diselenggarakan oleh IPKIN. Partisipan workshop tersebut adalah orang-orang dari industri, pendidikan, dan pemerintah. Workshop ini diharapkan bisa memformulasikan deskripsi pekerjaan dari klasifikasi pekerjaan yang belum dicakup oleh model SRIG-PS, misalnya operator. Terlebih lagi, workshop tersebut akan menyesuaikan model SRIG-PS dengan kondisi Indonesia dan menghasilkan model standard untuk Indonesia. Klasifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan ini harus diperluas dan menjadi standard kompetensi untuk profesioanal dalam Teknologi Informasi.
Persetujuan dan pengakuan dari pemerintah adalah hal penting dalam pengimplementasian standard di Indonesia. Dengan demikian, setelah standard kompetensi diformulasikan, standard tersebut dapat diajukan kepada kepada Pemerintah melalui Menteri Tenaga Kerja. Selain itu standard tersebut juga sebaiknya harus diajukan kepada Menteri Pendidikan dengan tujuan membantu pembentukan kurikulum Pendidikan Teknologi Informasi di Indonesia dan untuk menciptakan pemahaman dalam pengembangan model sertifikasi.
Untuk melengkapi standardisasi, IPKIN sudah perlu menetapkan Kode Etik untuk Profesi Teknologi Informasi. Kode Etik IPKIN akan dikembangkan dengan mengacu pada Kode Etik SEARCC dan menambahkan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Selanjutnya, mekanisme sertifikasi harus dikembangkan untuk mengimplementasikan standard kompetensi ini. Beberapa cara pendekatan dari negara lain harus dipertimbangkan. Dengan demikian, adalah penting untuk mengumpulkan mekanisme standard dari negara-negara lain sebelum mengembangkan mekanisme sertifikasi di Indonesia.